Menjadi Pemimpin Yang Berhikmat

Hendaknya kita seperti Salomo yang memohonkan hikmat dan pengertian dalam melakukan setiap pekerjaan kita saat ini. Bukan berdoa dan memohon untuk hal-hal duniawi yang akan memuaskan kita sendiri, namun terlebih meminta kebijaksanaan untuk melakukan pekerjaan yang ada. Supaya hanya nama Tuhan saja yang dipermuliakan atas setiap hal yang kita lakukan.
Ketika kita membaca atau melihat sebuah dokumen tentang kerajaan-kerajaan di masa lampau, umumnya banyak dituliskan bahwasanya raja adalah seorang pengambil keputusan yang mutlak. Memang raja itu akan dibantu oleh para pembantunya untuk menjalankan pemerintahan yang ada, namun keputusan mutlak tertinggi ada di tangan raja. Tak heran jika dahulu raja bisa bersikap semena-mena terhadap rakyatnya.
Sebab barangsiapa tidak tunduk kepada raja, maka ia dapat dijatuhi sebuah hukuman yang berat. Sebagai seorang raja yang memiliki kekuasaan tidak tak terbatas, godaan duniawi juga datang secara bergantian. Mempunyai isteri lebih dari satu adalah hal yang biasa, berperang dan merampas kekayaan kerajaan lain juga sudah menjadi wajar dilakukan. Namun tidak demikian dengan raja Salomo, sebab;
” Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian, supaya aku dapat keluar dan masuk sebagai pemimpin bangsa ini, sebab siapakah yang dapat menghakimi umat-Mu yang besar ini? ” ( 2 Tawarikh 1:10)
Sebagai seorang raja yang mewarisi takhta ayahnya, Salomo ternyata tidak menginginkan hal-hal duniawi seperti kekayaan, kekuasaan atau umur yang panjang. Namun ketika Allah berjumpa dengan Salomo secara pribadi, Salomo meminta hikmat dan pengertian kepada Allah untuk memimpin kerajaannya. Salomo adalah sebuah contoh nyata seorang pemimpin yang tidak mengutamakan dirinya sendiri, bisa saja Salomo memohon hal-hal duniawi untuk memuaskan hasrat kedagingannya, namun ternyata dia tidak meminta itu semua.
Teman Lentera, sebagai perpanjangan karya Allah dalam pekerjaan kita sehari-hari dimana kita dipercaya oleh Tuhan untuk memegang posisi itu, hendaknya kita seperti Salomo yang memohonkan hikmat dan pengertian dalam melakukan setiap pekerjaan kita saat ini. Bukan berdoa dan memohon untuk hal-hal duniawi yang akan memuaskan kita sendiri, namun terlebih meminta kebijaksanaan untuk melakukan pekerjaan yang ada. Supaya hanya nama Tuhan saja yang dipermuliakan atas setiap hal yang kita lakukan.
Leave a Reply