Mengerti Kehendak Allah

Dalam keadaan yang sulit ketika menerima sebuah ujian atau pencobaan, terkadang kita tidak bisa melihat rencana Allah yang terjadi bagi kita. Kita seringkali kecewa terhadap Allah dan beralih ke allah lain.
Sering kita mendengar sebuah nasehat atau khotbah yang mengajak kita untuk supaya tetap beriman dan setia kepada Yesus dalam segala hal. Beriman dan setia ketika kondisi sendang baik memang tidak sulit, bahkan mungkin kita akan berteriak ‘Amin’ yang kencang ketika ada seseorang hamba Tuhan yang mengajak kita untuk setia kepada-Nya. Namun bagaimana ketika kita sedang berada di dalam kondisi yang sebaliknya?
Ketika kita sedang berada pada sebuah pencobaan atau ujian, akan terasa sangat berat untuk meng-amin-kan ajakan untuk tetap beriman dan setia kepada Yesus bukan? Ah jangankan setia dan beriman, merasakan pencobaan yang tiada akhirnya saja sudah cukup menyakitkan diri kita setiap lagi, adalah hal yang juga sangat berat untuk menaikkan syukur dalam kondisi itu.
“Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa:’Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makan hambar ini kami telah muak'” ( Bilangan 21:5 ).
Bangsa Israel pun pernah mempertanyakan rencana Tuhan atas mereka ketika mereka sedang di padang gurun, selepas keluar dari tanah Mesir. Bukan kebebasan atau hidup yang enak yang mereka dapati, melainkan mereka masih harus berjuang lagi berjalan di padang gurun. Tentu hal ini tidak sesuai dengan keinginan mereka, namun apakah berusaha untuk memahami kehendak Allah?
Teman Lentera, seperti bangsa Israel terkadang kita juga bersikap demikian juga bukan? Dalam keadaan yang sulit ketika menerima sebuah ujian atau pencobaan, terkadang kita tidak bisa melihat rencana Allah yang terjadi bagi kita. Kita seringkali kecewa terhadap Allah dan beralih ke allah lain. Namun marilah kita kembali kepada-Nya, mohonkanlah ampunan dan kembalilah berpegang teguh kepada Yesus.
Leave a Reply