Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Ketika Tuhan sudah tidak bertahta dalam hati kita, maka itu adalah bibit dari hilangnya kasih dalam rumah tangga. Ketika kasih dari Tuhan itu hilang, maka sangat besar kemungkinan untuk terjadi perselisihan dan kekerasan.
Tidak jarang kita membaca berita ada seorang suami yang tega menyiksa istrinya sendiri melalui kata-kata, bahkan karena tidak dapat mengendalikan diri, ada suami yang tega untuk memukuli istrinya. Rata-rata pertengkaran ini dimulai dengan hal yang sepele, namun karena tidak ada rasa saling mengerti, masalah kecil itu menjadi besar.
Janji untuk menjaga dan mengasihi pasangan yang pernah diucapkan nampaknya sudah dilupakan, romantisme sekian tahun yang dibangun nampaknya sudah memudar. Kalau semua hal itu hilang, kemudian apalagi yang dapat menjadi perekat suami istri dalam rumah tangga? Bagaimana respon yang seharusnya ketika ada masalah datang dalam pernikahan itu terjadi?
“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” ( Efesus 5:25 )
Alkitab menuliskan bahwasanya suami harus mengasihi istrinya sebagaimana Tuhan mengasihi kita. Kasih Tuhan tidak terbatas kepada anda dan saya, betapapun besar kesalahan yang kita perbuat, Tuhan tetap mengasihi dan menyertai kita. Seperti itulah harusnya suami mengasihi istrinya, meskipun ada kesalahan dari istri, namun harus tetap mengasihi.
Teman Lentera, ketika Tuhan sudah tidak bertahta dalam hati kita, maka itu adalah bibit dari hilangnya kasih dalam rumah tangga. Ketika kasih dari Tuhan itu hilang, maka sangat besar kemungkinan untuk terjadi perselisihan dan kekerasan. Oleh karena itu mari senantiasa menjaga kasih dari Allah itu, supaya kita bisa mengasihi pasangan hidup kita.
Leave a Reply