Apa Yang Terjadi Ketika Kita Menolak Kristus?

Sebab hingga jika Allah melawat kita, namun kita tidak mengerti tentang damai sejahtera yang sepenuhnya, maka kita dapat binasa hingga tidak tersisa satu apapun juga.
Siang itu waktu menunjukkan pukul 13.20, kendaraan umum yang kami tumpangi sudah melaju melesat begitu cepat meliuk-liuk di tengah jalan tol yang ada. Kami begitu tergesa-gesa karena pesawat yang akan kami naiki akan berangkat pada pukul 14.30, dengan kondisi lalu lintas yang padat dan jarak bandara yang terpaut jauh dari pusat kota, maka agaknya mustahil untuk dapat sampai di bandara dengan cepat dan tidak tertinggal pesawat yang akan mengangkut kami. 30 menit berlalu dan kami masih berada di jalan tol, terjebak kemacetan yang ada. Jujur saya sudah lemas di dalam kendaraan pada saat itu, ingin menyerah karena tahu kami pasti akan terlambat tiba di bandara dan saya sudah mulai mengutak-atik handphone mencari penerbangan berikutnya yang akan membawa kembali ke kota asal kami.
“dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau” ( Lukas 19:44 ).
Bacaan kita hari ini tentang Tuhan yang memberikan penjelasan kepada orang Farisi yang sedang ketakutan dan menyuruh agar murid Tuhan diam, karena murid-murid Tuhan sedang merasakan kegembiraan dan memuji Allah dengan suara yang nyaring. Tuhan berkata: Jika mereka diam, maka batu ini akan berteriak, yang berarti tidak ada yang dapat menghalangi kuasa Tuhan bekerja.
Tuhan juga memberikan penjelasan kepada orang Farisi agar supaya mereka benar-benar mengerti apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan damai sejahtera, jangan sampai hal itu tersembunyi diantara mereka. Sebab hingga jika Allah melawat kita, namun kita tidak mengerti tentang damai sejahtera yang sepenuhnya, maka kita dapat binasa hingga tidak tersisa satu apapun juga. Jangan sampai karena kita terlalu terfokus dengan urusan duniawi hingga habis waktu kita di dunia, kita malah melupakan fokus hidup yang sesungguhnya; yaitu hidup seturut kehendak Allah.
Leave a Reply